NILAI-NILAI GEREJA PANTEKOSTA KHARISMATIKA di INDONESIA


Setiap organisasi yang mapan dan kuat adalah organisasi yang memiliki nilai-nilai organisasi yang merupakan system yang dianut oleh anggota-anggotanya. Nilai-nilai inilah yang menjadi identitas pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lainnya, karena memang hal ini merupakan kepribadian organisasi yang harus diterapkan oleh seluruh anggota. Dengan nilai-nilai ini pula para anggota akan tetap mengalami yang namanya rasa semangat, kebanggaan, tenang dan aman, dalam situasi seperti apapun yang dihadapi bahkan dapat mengembangkan kemampuan untuk melihat dan mengambil sikap.

Pendiri GPKdI (Alm. Pdt. Daniel Oey Kusnadi) walaupun tidak secara tertulis dan memaparkannya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi tentang nilai-nilai, sesungguhnya beliau sudah menerapkan dalam pelayanannya. Untuk lebih memudahkan kita dalam menerapkan dan mengingatnya, nilai-nilai ini saya singkat dengan nama : KOMPAS. KOMPAS merupakan singkatan dari “Kekeluargaan, Optimis, Misi, Pengabdian, Antusiasme, dan Sejahtera”  dalam menjalankan roda organisasi.

KEKELUARGAAN

Kekeluargaan berasal dari kata keluarga dan kata keluarga berasal dari bahasa Sansekerta, kula (artinya saya dan warga) maksudnya orang disekitar kita. Keluarga memiliki makna, dimana dengan kekeluargaan semua masalah susah menjadi mudah. Makna kekeluargaan ini mencakup muatan nilai-nilai seperti kerja sama, kebersamaan, keadilan, dan partisipasi. Makna ini bukan berarti tidak ada ekses negatif tapi ekses tersebut akan sirna selama kita membangun Kerajaan Allah bukan membangun kerajaan kita sendiri. Walaupun dalam menjalankan roda organisasi harus ada fokus dan keseriusan tetapi jangan membuat anggota lain merasa tertekan. Dalam berorganisasi situasi nyaman sangatlah penting, untuk itu perlu diciptakan suasana kekeluargaan.

 OPTIMIS

Sikap optimis merupakan energi positif yang dapat menuntun sikap, pikiran, perasaan dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Optimis juga merupakan kekuatan mental yang siap menghadapi tantangan, bahkan merupakan bentuk perlawanan terhadap kegagalan dan rasa pesimis. Bisa disimpulkan bahwa optimis adalah suatu bentuk keyakinan yang merupakan suatu energi yang dapat kita gunakan untuk melakukan tindakan-tindakan terbaik, dalam mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.

Sikap optimis sangat penting menunjang pelayanan, khusus bagi organisasi kita yang masih kecil. Saya juga mempunyai keinginan agar anggota GPKdI menjadi anggota yang selalu yakin bahwa hidupnya akan lebih baik di masa yang akan datang, sehingga mereka tidak takut dengan bayang-bayang kegagalan, kekurangan atau keterbatasan tetapi mereka senantiasa memperbaiki diri guna mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan Tuhan untuk mereka sebagai umat tebusan-Nya.

MISI

Kata “misi” artinya “mengutus”. Menjadi orang yang percaya kepada Yesus berarti diutus ke dunia sebagai wakil Yesus Kristus. Definisi misi menurut Advancing Church Mission Commitment (ACMC) : Pertama, misi adalah: “Setiap usaha yang ditujukan dengan sasaran untuk menjangkau melampaui kebutuhan gereja dengan tujuan untuk melaksanakan Amanat Agung dengan menyatakan Kabar Baik dari Yesus Kristus, menjadikan murid, dan dikaitkan dengan kebutuhan yang utuh dari manusia, baik jasmani maupun rohani.” Kedua, mengenai gereja misioner yang aktif dan sehat, digambarkan sebagai : “Gereja yang mengambil sikap agresif dalam penginjilan sedunia, di mana setiap anggota anggota melihat dirinya sebagai komponen kunci dalam menggenapi Amanat Agung dan memobilisasi sumber-sumber dayanya semaksimal mungkin untuk tugas ini.” Sedangkan menurut Uskup Stephen Neil: “Misi adalah setiap usaha sengaja untuk melintasi atau menerobos rintangan-rintangan dari gereja kepada non-gereja demi memproklamirkan Injil dalam kata dan karya.” Jadi, yang dikategorikan sebagai misi adalah pekerjaan yang memikirkan kebutuhan akan Injil di luar tembok gereja. Sebagaimana yang digambarkan tentang pengertian misi tersebut demikianlah GPKdI membawa para anggotanya menjadi bagian yang berperan dalam membangun dan mengembakan Kerajaan Allah di bumi.

PENGABDIAN

Untuk menuntut pengabdian di jaman sekarang memang sesuatu yang mustahil, karena ada istilah yang mengatakan: “tidak ada makan siang yang gratis”. Maksudnya setiap apa yang kerja atau lakukan pasti ada imbalan atau upahnya. Apakah berakar juga kepada setiap hamba Tuhan yang tergabung di GPKdI? Apabila pemahaman istilah ini bertumbuh subur di GPKdI, maka organisasi kita akan sulit untuk bertumbuh.

Pengabdian artinya perbuatan yang menghamba yang apabila dijabarkan adalah suatu sikap perbuatan yang diwujudkan dalam kesetiaan, rasa cinta, sayang, hormat yang dilakukan dengan tulus. Menanamkan nilai pengabdian kepada para anggota tidaklah mudah, melainkan membutuhkan kesabaran, pemahaman tentang arti pelayanan yang mendalam, dan pemahaman tentang Kerajaan Allah. Pengabdian adalah suatu pilihan tetapi harus melakukannya dengan sikap tulus dengan penuh tanggungjawab, agar apa yang kita lakukan dalam pelayanan membuat hati Bapa Surgawi bersuka.

 ANTUSIAS

Antusias, salah satu nilai yang ingin ditanamkan kepada setiap anggota GPKdI, karena dengan nilai ini harapannya anggota GPKdI dapat bersemangat untuk melaksanakan Amanat Agung, dan ikut merasakan gairah Tuhan dalam membangun Kerajaan-Nya sehingga semua dapat melakukan semua kegiatannya dengan maksimal.

Antusias dan semangat memiliki pengertian yang hampir sama, tetapi apabila dicermati secara mendalam bahwa antusias memiliki pengertian; gairah atau keinginan yang kuat, tindakan yang berapi-api, tidak pernah jemu atau bosan, selalu aktif seperti memiliki tenaga baru dalam setiap harinya. Keinginan mengalami kesuksesan atau kemajuan dalam diri orang yang memiliki antusias itu sangat besar. Ia akan cenderung bersifat positif, percaya diri yang tinggi dan tetap bergairah sekalipun mendapat kritik. Ia sepertinya tidak pernah kehabisan akal dan selalu saja muncul inisitif-inisiatif dalam dirinya. Antusias ini tidak tidak akan muncul tanpa ada dasar. Dasar untuk memiliki sikap antusias adalah kejelasan dari visi dan misi yang disertai tindakan untuk mewujudkan dengan disiplin dan ketekunan. Pribadi-ptibadi seperti inilah yang dibutuhkan dan akan dihasil kelak di GPKdI.

SEJAHTERA

Pertama Tuhan menciptakan manusia sebagai ciptaan yang menerima kelimpahan, kebaikan, dan kesejahteraan. Memang pada awal penciptaan Tuhan tidak menggunakan kata “shalom”, tetapi kata shalom tidak hanya memberikàn pengertian “damai sejahtera” semata, melainkan memberikan makna kebaikan, keberhasilan disetiap aspek kehidupan, keutuhan, keserasi, dan kesejahteraan. Hal ini berubah total ketika Adam dan Hawa juh dalam dosa. Manusia sebelumnya sebelumnya mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya selaras, kini ada pergumulan dan pertentangan sehingga “harus dengan susah payah dalam mencari rejeki dan dengan berpeluh dalam mencari makan”.

Sekalipun akibat dari kejatuhan adalah kehancuran kesejahteraan dan kedamaian manusia dan bahkan seluruh alam semesta, tetapi Allah tetap merencanakan pemulihan shalom, yaitu lewat kematian Yesus sebagai ganti penebusan dosa manusia. Makna dasar dari Shalom inilah yang ingin dijadikan nilai di GPKdI agar setiap anggota dapat menghidupi makna dasar shalom tersebut yaitu kebaikan, keberhasilan disetiap aspek kehidupan, keutuhan, keserasi, dan kesejahteraan. Hal ini bukan sekedar makna dari kata shalom tetapi Tuhan juga berjanji akan memulihkan keadaan kita seperti yang tertulis dalam kita Yeremia 33:6 “Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.”

Jadi untuk menjadi anggota GPKdI yang membawa dampak dan berguna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia hiduplah dalam KOMPAS GPKdI.